Bahasa Rakyat

menjadi imbal (tidak tegak betul, senget, dsb), menyenget, mengherot: tiang itu ~; 2. (berat sebelah, tidak adil, dsb): pertimbangannya mulai [Kamus Dewan Edisi Keempat]

memujuk dgn kata yg muluk-muluk; 2. berbual, berborak, mengobrol; [Kamus Dewan Edisi Keempat]

menyentuh-nyentuh (menggerak-gerakkan, mengusik-usik) dgn jari dll; 2. menyebut-nyebut atau mengambil tahu (sesuatu perkara, hal orang, dll), suka mengkritik (kesalahan orang dll); gutik. [Kamus Dewan Edisi Keempat]

memotong utk orang, menyuruh memotong; 2. menggunakan pisau dll memotong, dgn; 3. = memperpotongkan mengira-ngira dgn cara gaji (pendapatan dll) yg akan diperoleh; hutang-piutang mengurangkan hutang-piutang; [Kamus Dewan Edisi Keempat]

membuat garis bawah pd sesuatu perkataan 2. ki memberi penekanan, mementingkan: [Kamus Dewan Edisi Keempat]

memicit-micit dan menggosok-gosok (badan orang) dgn tangan, mesin dsb (utk menyegarkan, menyembuhkan, dll), menekan-nekan menggosok jari: orang yg diurut itu berasa segar; 2. perlahan-lahan tangan membelai mengelus-ngelus, mengusap-usap: dia ~ bahu anaknya, membetulkan rambut panjangnya, menasihatkan lagi; 3. memicit kemudian melurut; [Kamus Dewan Edisi Keempat]

melipat, melengkungkan, membengkokkan: ~ rotan; 2. menangkap (pencuri dll), membekuk, menewaskan (musuh): pihak polis berhasil pencuri kereta itu; [Kamus Dewan Edisi Keempat]

menebus atau membayar (niat, hutang, dll); ~ hutang 2. mencukupi, memadai, berpadan dgn: sedang upah sawah itu kadang-kadang sama dgn kehasilan yg diperdapat, bahkan rugi, dan [Kamus Dewan Edisi Keempat]

bermain sulap, silap mata; 2. ki, bp menggelapkan (wang dll), menyelewengkan: ~ gaji pekerja; 3. memalsukan (surat dll); 4. mengubah dgn cepat (keadaan yg buruk menjadi baik [Kamus Dewan Edisi Keempat]

terletak di antara dua benda (rumah, kerusi, dll), tersisip, terselit; 2. meletakkan sesuatu benda, menyelitkan, menyisipkan: gerak irama yg teratur rapi itu 3. mencelah atau menyampuk (percakapan orang): ia mendiamkan dirinya juga tidak sepatah pun ~ perkataan ibunya itu; [Kamus Dewan Edisi Keempat]